Search

Sabtu, 28 Februari 2009

Pembentukan Batubara

Batubara adalah mineral organik yang dapat terbakar, terbentuk dari sisa tumbuhan purba yang mengendap yang selanjutnya berubah bentuk akibat proses fisika dan kimia yang berlangsung selama jutaan tahun ( Raharjo, 2007 ). Unsur utama batubara terdiri dari karbon (C), hidrogen (H2), oksigen(O2). ( Wapedia, 2007 )
Proses pembentukan batubara terdiri dari dua tahap yaitu tahap biokimia (penggambutan) dan tahap geokimia ( pembatubaraan). Tahap penggambutan adalah tahap dimana sisa-sisa tumbuhan yang terakumulasi tersimpan dalam kondisi reduksi di daerah rawa dengan sistem pengeringan yang buruk dan selalu tergenang air pada kedalaman 0,5 – 10 m. Material tumbuhan yang membusuk ini melepaskan H, N, O, dan C dalam bentuk senyawa CO2, H2O dan NH3 untuk menjadi humus. Selanjutnya oleh bakteri anaerobic dan fungi diubah menjadi gambut (Stach, 1982, dalam Susilawati 1992).
Pembentukan batubara dimulai sejak periode pembentukan karbon dikenal sebagai zaman batubara pertama yang berlangsung antara 360 juta sampai 290 juta tahun yang lalu. Kualitas dari setiap endapan batubara ditentukan oleh suhu dan tekanan serta lama waktu pembentukan, yang disebut sebagai “maturitas organik”. Proses awalnya, endapan tumbuhan berubah menjadi gambut (peat) dan selanjutnya berubah menjadi lignite atau disebut batubara cokelat. Setelah mendapat pengaruh suhu dan tekanan yang terus menerus selama jutaan tahun, maka lignite akan mengalami perubahan secara bertahap menambah muturitas organiknya dan mengubah menjadi (sub-bituminus) . Perubahan kimiawi dan fisika terus berlangsung hingga batubara menjadi lebih keras dan warnanya lebih hitam seingga membentuk bittuminus atau antrasit ( Raharjo, 2007)
Berdasarkan tingkat proses pembentukannya yang dikontrol oleh tekanan, panas, dan waktu, batubara umumnya dibedakan dalam lima kelas,yakni,:
1. Antrasit adalah kelas batubara tertinggi, dengan warna hitam berkilauan (luster) metalik, mengandung antara 86%-98% unsur (C) dengan kadar air kurang dari 8%
2. Bituminus mengandung 68%-86% unsur (C) dan berkadar air 8% - 10% dari beratnya.
3. Subbituminus mengandung sedikit (C) dan banyak air, karena itu menjadi sumber panas yang kurang efisien dibandingkan dengan Bituminus.
4. Lignit atau batubara cokelat adalah batubara yang lunak yang mengandung air 35%-75% dari beratnya.
5. Gambut, berpori dan memiliki kadar air diatas 75% serta nilai kalori yang paling rendah (Wapedia,2007)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar