Asam humat merupakan hasil akhir proses dekomposisi bahan organik yang mempunyai berat molekul tinggi (22 000 – 230 000), berwarna hitam kecoklatan, relatif tahan terhadap degradasi serta mengandung muatan negatif yang dapat dipengaruhi pH (Herviyanti, 2007 dalam Stevenson, 1994).
Menurut Alimin, 2001 dalam Swift, 1989 bahwa asam humat merupakan bahan makromolekul polielektrolit yang memiliki gugus fungsional seperti –COOH, -OH fenolat, maupun –OH alkoholat sehingga asam humat memiliki peluang untuk membentuk kompleks dengan ion logam karena gugus ini dapat mengalami deprotonasi pada pH yang relatif tinggi. Deprotonasi gugus-gugus fungsional asam humat akan menurunkan kemampuan pembentukan ikatan hidrogen, baik antar molekul maupun sesama molekul dan meningkatkan jumlah muatan negatif gugus fungsional asam humat.
Asam humat merupakan komponen organik, yang dapat terdisosiasi menjadi ion yang aktif serta bersifat koloidal dan relatif stabil. Asam humat memiliki peranan besar dalam memperbaiki tingkat kesuburan tanah, baik secara kimia, fisika, dan biologi tanah. Asam humat dapat memperbaiki struktur tanah, meningkatkan kapasitas memegang air tanah dan meningkatkan kapasitas tukar kation (KTK) tanah, serta dapat menurunkan kelarutan unsur yang dapat meracun seperti Fe, Al. Asam humat mempunyai muatan negatif dan gugus fungsionalnya (karboksil dan hidroksil) yang menyebabkan terikatnya kation-kation logam seperti Fe, membentuk senyawa khelat atau komplek organo logam, sehingga aktifitas logam didalam tanah dapat berkurang (Stevenson, 1994 dan Tan, 2003)
Menurut hasil penilitian Herviyanti (2007) peningkatan takaran asam humat dari tanah gambut dan kompos jerami padi meningkatkan KTK tanah, hal ini dikarenakan semakin besar takaran asam humat maka sumbangan gugus fungsional dari karboksil (-COOH) dan fenolat (-OH) semakin besar, yang merupakan sumber muatan negatif. Dengan meningkatnya muatan negatif maka KTK tanah menjadi meningkat. Nilai KTK tanah akibat pemberian perlakuan asam humat termasuk dalam kriteria sedang (<17 – 24 c mol kg-1) sampai tinggi (25 – 40 c mol kg-1)
Pengaruh asam humat terhadap pertumbuhan tanaman telah diketahui cukup lama, keuntungan utama dihasilkan secara tidak langsung melalui perbaikan sifat-sifat tanah seperti agregasi, aerasi, permeabilitas, dan kapasitas memegang air (Tan, 2003). Dari penelitian(Wallace dan Witenhand, 1980) bahwa senyawa asam humat dapat memperbaiki pertumbuhan tanaman secara langsung dengan mempercepat proses respirasi, dengan meningkatkan permeabilitas sel, atau melalui kegiatan hormon pertumbuhan.
Huang and Schnitzer ( 1997 ), menyatakan bahwa asam humat berbeda komposisi dan sifat kimianya dari asam fulvat, secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut : (a) asam humat dengan ciri-ciri : Kandungan unsur C 56,2 % ; Oksigen (O) 35,5 % ; N 3,2 % ; Hidrogen (H) 4,7 % ; Sulfur (S) 0,8 %. (b) asam fulvat dengan ciri-ciri : Kandungan unsur C 45,7 % ; Oksigen 44,8 % ; N 2,1 % ; Hidrogen (H) 5,4 % ; Sulfur (S) 1,9 %. Tan, (1995), menyatakan bahwa dari analisa dengan cara ESR (Elektron Spin Resonance), asam humat memiliki inti aromatik ( aromatik core) mengandung protein, polisakarida, fenol sederhana dan logam yang terikat secara fisik maupun kimia.
Search
Sabtu, 28 Februari 2009
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Labels
- Foto Soil Science (4)
- Information Tecnologi (7)
- Soil Science (35)
2 komentar:
maaf sebelumnya...... kamu ada punya bahan tentang asam fulvat g??? klo x ada boleh minta, soalnya aq lagi nyari tentang asam fulvat, klo ad tolong kirim ke email q
renoc.zone@gmail.com
makasih banyak
permisi..kamu punya data g berapa banyak asam humat yang dihasilkan? klo bisa,,jawabannya dikirmin ke emailku: qq_loony@yahoo.com
Posting Komentar